He’s The First
Entah mengapa jantungku berdetak lebih cepat dari periode
biasanya. Entah mengapa hatiku bergetar lebih hebat dari frekuensi biasanya.
Sapuan abu-abu di langit menyingkap tirai duka, memberi hipotesis bahwa titik
awan akan menjadi hujan. Walau demikian
suasana di lapangan utama SMP Pertama ini sungguh bersukaria. Di setiap sudut
sekolah, banyak anak berseragam putih biru mengkilap bersih sedang memegang
erat tasnya. Di antara mereka itu ku lihat Wulan sedang berjalan mendekatiku.
Oh, sahabatku J
“Hai,
Indi! Aku seneng kita satu sekolahan lagi,” sapa Wulan padaku.
“Its
my pleasure too!” senyuman manis ku hadiahkan pada Wulan, sehabatku dari taman
kanak-kanak hingga sekarang.
Kami
bergandengan tangan menyusuri koridor sekolah melirik kiri-kanan mencari adakah
teman yang kami kenal lagi. Namun pencarian kami terpaksa tertunda dikarenakan
suara keras dari microphone menyuruh kami berkumpul di lapangan utama. Dengan
tergesa-gesa kami membaur di barisan siswa-siswi baru di lapangan.