Looking For You, My Happiness
Telingaku berdengung keras, aku
memang tidak suka naik pesawat terbang. Ini bukan pertama kalinya aku melintasi
batas Negara dan menjelajah dunia. Aku sudah menyelami macam-macam kehidupan
karena orang tua ku yang sibuk dan selalu berpindah-pindah tempat tinggal
sebagai tuntutan pekerjaan mereka. Sedikit demi sedikit aku bisa melihat pulau-pulau
yang tampak kecil dari ketinggian ini. Aku tersenyum, betapa aku merindukan
Negara ini, Indonesia. Tempat dimana aku di lahirkan, di beri masa remaja yang
indah meski tanpa kasih sayang orang tua yang cukup sebagaimana anak lainnya
tapi aku bahagia. Aku merindukan tanah airku lebih dari yang ku kira. Memang
aku hanya tinggal disini saat aku menjadi anak SMP dan SMA tapi begitu banyak
memori indah yang terekam disini.
“I
like this country.” Aku bergumam halus sambil menunggu menit-menit yang tersisa
hingga aku bisa menginjakkan kaki lagi di tanah kelahiranku. Aku sudah membayangkan
wajah kedua orangtua ku yang menunggu cemas di bandara Soekarno-Hatta.
Perjalanan ini memang ku tempuh sendirian, karena aku harus menyelesaikan
pendidikan sarjana ku di Amsterdam. Sementara orang tua ku harus segera kembali
ke Indonesia demi pekerjaannya, jadi mereka tiba lebih dulu sebulan dari aku.