Total Tayangan Halaman

Rabu, 13 Februari 2013

Prolog ~Maaf Atas Yang Terlewatkan~



Maaf, Atas Yang Terlewatkan

Prolog ~

Bukan maksudku membiarkan dia berlalu begitu saja. Hati ini selalu menjerit memanggil namanya, hanya saja dia yang tak pernah berpaling dan menyambutku. Dia masih tetap dia. Dia masih seperti yang dulu, yang pernah membuat hatiku membeku untuk waktu yang lama. Dia masih seperti yang dulu, dan aku masih seperti yang dulu,  kokoh dan dingin tanpa senyum ketika berhadapan dengannya. Dia bagai batu  karang yang setiap kali ombak datang hanya bisa diam di tempat menantang, namun terus terkikis hingga hilang dan berlalu.


Dulu, kau yang membiarkan ku jatuh dan berlalu. Namun sekarang akankah aku berlari dan mendekapmu hingga kau sadar, aku disini. Tak ingin jatuh dan tak ingin kau berlalu lagi. Dia disana, dia sedang berlari seperti mencari orang. Tampak keputusasaan di raut wajahnya. Lalu dia terduduk lemas seperti hendak menangis.

Jangan kira aku senang atas apa yang terjadi sewaktu di SMA dulu. Tapi jangan kira aku sakit juga. Karena apa yang terjadi dulu bisa ku kenang sampai saat ini, saat dimana kita bertemu lagi. Tepatnya saat dimana aku bisa melihatmu lagi. Meski tak bisa mendengar suaramu, rindu ini terobati. Aku ini memang bodoh ya? Berharap yang tak pasti.

Berharap bisakah kita kembali ke masa itu, masa dimana kesalahpahaman itu masih bisa  dirombak lagi agar penyesalan tak akan terasa menyayat hati. Perih ini, airmata ini terasa nyata saat aku berdiri memandangmu dari kejauhan. Berharap kau berpaling kepadaku sekali saja, sekali saja seperti waktu itu. Waktu itu….

Aku yang salah pergi saat semua akan dimulai kembali. Aku yang salah waktu itu. Bisakah sekarang aku kembali ke sisinya lagi? Masihkah dia menungguku?

by : gustindlest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar